Sejarah Mie Instant dan Penemunya-
“Gan udah akhir bulan gini, kamu nanti makan apa? Tanya seorang
mahasiswa yang notabene adalah anak kos. “Paginya makan soto medan,
siangnya makan rendang, malamnya makan kari ayam” Jawab seorang kawan.”
Wah kamu kaya banget akhir bulan gini” “Iya dan semuanya tersaji dalam
bentuk Mie Instan”. “Wah kirain kaya beneran,”haha..
Sobat cerita diatas sedikit menggambarkan bahwa mie instan begitu dekat
dengan keseharian kita. Apalagi kalau udah masuk akhir bulan, pasti
keberadaannya menjadi berkah. Malas masak, makan mie instan, mau yang
cepat, pesan mie instan dan yang paling sering ada saat lagi bokek.
Pastinya Mie instan jadi andalan. Tapi coba kalau ditanya siapa penemu
mie instan? jawabnya kok agak-agak lama dan gak instan ya.
Artikel kali ini kita akan mebahas tentang sejarah mie instan dan
penemunya. Informasi ini tentunya akan membuat kamu semakin terlihat
pintar dihadapan teman-temanmu.
Mamofuku Ando merupakan penemu mie instan. Kakek kelahiran 1911 ini
merupakan kelahiran Jepang yang meciptakan makanan cepat saji dengan
banyak penggemar.
Ando panggilan sang kakek kala berumur 3 tahun harus membantu neneknya
mengurus rumah. Balita ingusan itupun mesti menjaga toko. Belum lagi
harus mencuci pakaian dan mamasak. Hasilnya positif, ia jadi pintar
masak-memasak, sebaliknya sekolahnya terlantar.
Menjadi pedagang adalah angan-angannya. Harta peninggalan orang tuanya
pun digunakan untuk berdagang pakaian rajutan di Taiwan dan Osaka,
Jepang. Usahanya terbilang maju. Ia pun bisa kembali ke bangku sekolah
menyelesaikan pendidikan yang sempat terbengkalai.
Namun kemudian ia dituduh korupsi dalam perdagangan senjata dan onderdil
pesawat. Ia lantas dijebloskan ke bui. Setelah 2 tahun hidup di Hotel
Prodeo, ia pun dibebaskan. Pada 1956, satu-satunya hartayang tertinggal
adalah rumah.
Masa itu Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya menyumbangkan gandum ke
Jepang yang sedang paceklik pangan. Harga terigu menjadi murah.
Pemerintah Jepang pun menganjurkan rakyatnya mengonsumsi roti dan terigu
sebagai pengganti nasi.
Melihat banyak orang melahap mie, di dekat toserba hankyu di Osaka,
pikiran Ando terbuka. Mengapa tidak membuat mie dari terigu? Bukankah
orang Jepang sangat menyukai mie.
Apalagi mie dirasa enak, murah, tahan lama, dan tidak sulit mengolahnya.
Ide liar itu terus bergulir di benaknya. Cuma ia tidak mau membikin mie
biasa yang sudah banyak beredar di pasaran. Ia ingin membuat mie bentuk
lain yang enak, lebih cepat dan mudah diolah, serta gampang didapat
dimana-mana.
Ando mulai mewujudkan impiannya dengan membeli mesin pembuat mie dan
bereksperimen membuat mie instant di emper belakang rumahnya. Mula-mula
mie digoreng agar lebih awet, gurih, dan cepat diolah.
Lalu menimbang-nimbang rasa yang pas untuk kuah itu. Dipilihnya kuah
ayam karena yang netral. Ando membawa contoh mie instannya ke sebuah
toko serba ada. Ternyata semuanya ludes hari itu juga. Waktu itu tahun
1958.
Emperan rumahnya tak kuasa menampung pesanan. Ia memindahkan usahanya ke
sebuah gudang kosong di Osaka. Di sana Ando membuat mie instant dibantu
keluarganya.
Sejak itu perusahaan-perusahaan besar berebut ingin menjadi penyalur mie
instannya. Pada desember 1958, Ando menamai perusahaannya “Nissin
Foods”. Beberapa bulan kemudian ia pindah ke sebuah pabrik seluas 20.000
m² (20 Ha). Tahun 1960, ia membuka pabrik kedua, dan tahun berikutnya
lahir pabrik baru lagi.
Meski mie instant laris manis, Ia tak bosan-bosan bereksperimen untuk
terus memperbaiki mutu. Bahkan ada keinginan memperkenalkan dan
mejualnya ke luar negeri.
Untuk menjajaki kemungkinan itu, ia pergi berkeliling Eropa dan Amerika
tahun 1966. di sana ia melihat orang makan mie dengan garpu, tanpa kuah
dan memakai piring, dan menyeruput mie dianggap tidak sopan.
Ia juga mengamati ada kaldu yang bisa dilarutkan dengan air panas tanpa
harus dimasak. Ada gelas kertas sekali pakai dan kertas almunium sebagai
wadah kedap udara.
Ando pun mendapat ilham membuat mie instant dalam wadah berbahan
stereofoam, yang lantas ditutup rapat dengan lembaran aluminium. Mie
gelas itu tidak perlu dimasak, cukup diseduh. Supaya tidak hancur
terkocok-kocok, mie dibuat lebih tebal. Disediakan pula garpu untuk
memakannya.
Di puncak keberhasilannya, Ando yang pada tahun 1988 genap berumur 77
tahun, membuka Foodeum di Shinjuku, Tokyo. Gedung itu disebut pula
ISTANA MIE karena mempunyai beberapa restoran mie, tempat disko, dan
museum mie.
Nah Sobat, begitulah sejarah adanya mie instan yang menjadi menu yang paling disukai banyak orang ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Sobat sangat berharga buat Ane...
Thankss Sob..