counters

Jumat, 20 Desember 2013

Sejarah Mie Instant dan Penemunya



Sejarah Mie Instant dan Penemunya
Sejarah Mie Instant dan Penemunya- “Gan udah akhir bulan gini, kamu nanti makan apa? Tanya seorang mahasiswa yang notabene adalah anak kos. “Paginya makan soto medan, siangnya makan rendang, malamnya makan kari ayam” Jawab seorang kawan.” Wah kamu kaya banget akhir bulan gini” “Iya dan semuanya tersaji dalam bentuk Mie Instan”. “Wah kirain kaya beneran,”haha..
Sobat cerita diatas sedikit menggambarkan bahwa mie instan begitu dekat dengan keseharian kita. Apalagi kalau udah masuk akhir bulan, pasti keberadaannya menjadi berkah. Malas masak, makan mie instan, mau yang cepat, pesan mie instan dan yang paling sering ada saat lagi bokek. Pastinya Mie instan jadi andalan. Tapi coba kalau ditanya siapa penemu mie instan? jawabnya kok agak-agak lama dan gak instan ya.
Artikel kali ini kita akan mebahas tentang sejarah mie instan dan penemunya. Informasi ini tentunya akan membuat kamu semakin terlihat pintar dihadapan teman-temanmu.
Mamofuku Ando merupakan penemu mie instan. Kakek kelahiran 1911 ini merupakan kelahiran Jepang yang meciptakan makanan cepat saji  dengan banyak penggemar. 
Ando panggilan sang kakek kala berumur 3 tahun harus membantu neneknya mengurus rumah. Balita ingusan itupun mesti menjaga toko. Belum lagi harus mencuci pakaian dan mamasak. Hasilnya positif, ia jadi pintar masak-memasak, sebaliknya sekolahnya terlantar.
Menjadi pedagang adalah angan-angannya. Harta peninggalan orang tuanya pun digunakan untuk berdagang pakaian rajutan di Taiwan dan Osaka, Jepang. Usahanya terbilang maju. Ia pun bisa kembali ke bangku sekolah menyelesaikan pendidikan yang sempat terbengkalai.
Namun kemudian ia dituduh korupsi dalam perdagangan senjata dan onderdil pesawat. Ia lantas dijebloskan ke bui. Setelah 2 tahun hidup di Hotel Prodeo, ia pun dibebaskan. Pada 1956, satu-satunya hartayang tertinggal adalah rumah.
Masa itu Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya menyumbangkan gandum ke Jepang yang sedang paceklik pangan. Harga terigu menjadi murah. Pemerintah Jepang pun menganjurkan rakyatnya mengonsumsi roti dan terigu sebagai pengganti nasi.
Melihat banyak orang melahap mie, di dekat toserba hankyu di Osaka, pikiran Ando terbuka. Mengapa tidak membuat mie dari terigu? Bukankah orang Jepang sangat menyukai mie.
Apalagi mie dirasa enak, murah, tahan lama, dan tidak sulit mengolahnya. Ide liar itu terus bergulir di benaknya. Cuma ia tidak mau membikin mie biasa yang sudah banyak beredar di pasaran. Ia ingin membuat mie bentuk lain yang enak, lebih cepat dan mudah diolah, serta gampang didapat dimana-mana.
Ando mulai mewujudkan impiannya dengan membeli mesin pembuat mie dan bereksperimen membuat mie instant di emper belakang rumahnya. Mula-mula mie digoreng agar lebih awet, gurih, dan cepat diolah.
Lalu menimbang-nimbang rasa yang pas untuk kuah itu. Dipilihnya kuah ayam karena yang netral. Ando membawa contoh mie instannya ke sebuah toko serba ada. Ternyata semuanya ludes hari itu juga. Waktu itu tahun 1958.
Emperan rumahnya tak kuasa menampung pesanan. Ia memindahkan usahanya ke sebuah gudang kosong di Osaka. Di sana Ando membuat mie instant dibantu keluarganya.
Sejak itu perusahaan-perusahaan besar berebut ingin menjadi penyalur mie instannya. Pada desember 1958, Ando menamai perusahaannya “Nissin Foods”. Beberapa bulan kemudian ia pindah ke sebuah pabrik seluas 20.000 m² (20 Ha). Tahun 1960, ia membuka pabrik kedua, dan tahun berikutnya lahir pabrik baru lagi.
Meski mie instant laris manis, Ia tak bosan-bosan bereksperimen untuk terus memperbaiki mutu. Bahkan ada keinginan memperkenalkan dan mejualnya ke luar negeri.
Untuk menjajaki kemungkinan itu, ia pergi berkeliling Eropa dan Amerika tahun 1966. di sana ia melihat orang makan mie dengan garpu, tanpa kuah dan memakai piring, dan menyeruput mie dianggap tidak sopan.
Ia juga mengamati ada kaldu yang bisa dilarutkan dengan air panas tanpa harus dimasak. Ada gelas kertas sekali pakai dan kertas almunium sebagai wadah kedap udara.
Ando pun mendapat ilham membuat mie instant dalam wadah berbahan stereofoam, yang lantas ditutup rapat dengan lembaran aluminium. Mie gelas itu tidak perlu dimasak, cukup diseduh. Supaya tidak hancur terkocok-kocok, mie dibuat lebih tebal. Disediakan pula garpu untuk memakannya.
Di puncak keberhasilannya, Ando yang pada tahun 1988 genap berumur 77 tahun, membuka Foodeum di Shinjuku, Tokyo. Gedung itu disebut pula ISTANA MIE karena mempunyai beberapa restoran mie, tempat disko, dan museum mie.
Nah Sobat, begitulah sejarah adanya mie instan yang menjadi menu yang paling disukai banyak orang ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Sobat sangat berharga buat Ane...

Thankss Sob..